AC Milan telah resmi menunjuk Paulo Fonseca sebagai pelatih baru untuk musim depan pada Kamis (13/6/2024) sore WIB. Legenda Milan, Zlatan Ibrahimovic, menyatakan bahwa Fonseca adalah pilihan yang tepat untuk I Rossoneri.
Pada akhir musim 2023/2024, AC Milan resmi berpisah dengan Stefano Pioli, meskipun ia masih memiliki kontrak yang berlaku hingga 30 Juni 2025.
Setelah berpisah dengan pelatih asal Italia tersebut, I Rossoneri mulai mencari pengganti yang ideal.
Setelah mempertimbangkan beberapa calon, AC Milan akhirnya memilih Paulo Fonseca sebagai pelatih.
Dalam laman resminya, Milan mengumumkan kehadiran Paulo Fonseca di San Siro, menyebutkan bahwa pelatih berusia 51 tahun tersebut akan menukangi I Rossoneri selama tiga tahun ke depan.
“Paulo Fonseca resmi menjadi pelatih kepala AC Milan. Pelatih asal Portugal tersebut telah resmi bergabung dengan klub dan menandatangani kontrak selama tiga tahun,” ujar AC Milan dalam pernyataannya.
“Tim menyambut hangat Paulo dan rekan-rekannya,” tambah pernyataan resmi Milan.
Sosok yang Tepat
Keputusan manajemen AC Milan menunjuk Paulo Fonseca mendapat banyak penolakan dari para suporter. Fans I Rossoneri menilai Fonseca tidak mampu membawa Christian Pulisic dkk. bersaing meraih trofi juara.
Namun, Zlatan Ibrahimovic memiliki pendapat yang berbeda. Eks striker Timnas Swedia itu berpendapat bahwa Paulo Fonseca adalah sosok yang tepat untuk menangani AC Milan.
Dia akan menjadi pelatih baru AC Milan, dan keputusan ini adalah langkah yang tepat. Kami ingin Milan memainkan sepak bola yang dominan. Kami telah mempelajari cara dia melatih dan mempersiapkan pertandingan,” kata Ibrahimovic.
“Setelah lima tahun kami membutuhkan sesuatu yang baru. Fonseca adalah orang yang tepat, kami memiliki keyakinan penuh padanya. Dia orang yang tepat,” lanjutnya.
Sebagai Penasihat Senior, Zlatan Ibrahimovic: Bermain Sepak Bola Lebih Mudah
Berita Liga Italia: Zlatan Ibrahimovic mengakui bahwa bermain sepak bola jauh lebih mudah dibandingkan menjalankan peran sebagai penasihat RedBird. Namun dia mengaku akan terus belajar.
Seluruh skuad AC Milan telah tiba di Amerika Serikat untuk menjalani pertandingan persahabatan pramusim melawan Manchester City, Real Madrid, dan Barcelona.
Pada kesempatan tersebut, penasihat RedBird, Zlatan Ibrahimovic, bergabung dengan Christian Pulisic untuk menghadiri sesi wawancara bersama CBS Mornings. Di sana, ia banyak berbicara tentang tugasnya saat ini dan tekadnya untuk terus belajar.
Saya bisa katakan bahwa bermain sepak bola jauh lebih mudah dibandingkan dengan apa yang saya lakukan sekarang,” ungkap Ibrahimovic. Saya sedang belajar,” ujar Ibrahimovic.
“Saya rendah hati. Ini adalah sudut pandang yang berbeda dari yang biasa saya lakukan, tetapi saya memiliki orang-orang baik di sekitar saya.
Selama mereka menang, semuanya baik-baik saja; masalah baru muncul ketika mereka mulai kalah.”
Masalahnya adalah saya tidak dapat mempengaruhi permainan seperti yang saya lakukan tahun yang lalu Anda akan dapat mengubah pemikiran, situasi, dan pengalaman pemain lain.
Ibra juga menanggapi klaim bahwa ia memiliki kekuatan mental yang unik, yang membantunya terus berkembang meskipun karier bermainnya telah berakhir.
“Banyak yang bertanya apakah saya berakting, tetapi tidak. Yang terlihat adalah apa yang didapat. Di tempat asal saya, memiliki kepercayaan diri sangatlah penting.”
Zlatan Ibrahimovic Mengungkap Rahasia Kekuatan Mentalnya
Berita Liga Italia: Penasihat RedBird Zlatan Ibrahimovic bicara tentang mentalitas dan mengungkap rahasia bagaimana dia menjadi sosok pemain yang memiliki kekuatan mental yang baik.
Setelah pensiun dari sepak bola pada tahun 2023, Zlatan Ibrahimovic diangkat sebagai penasihat RedBird pada bulan Desember. Pengalaman dan mentalitasnya diharapkan dapat membantu tim berkembang lebih lanjut.
Dalam wawancara dengan CBS Mornings, Ibrahimovic berbicara tentang pentingnya mentalitas dalam proses perkembangan dan bagaimana ia memperoleh sikap tersebut.
Anda harus membela diri sendiri dan memiliki tekad untuk membuktikan bahwa Anda adalah yang terbaik. Saya selalu menyukai sepak bola sejak sekolah dan bermain di jalanan. Saya memiliki kepercayaan diri seperti, ‘Saya yang terbaik, siapa yang lainnya?'” kata Ibrahimovic.
“Hal ini penting karena ketika Anda memasuki dunia ini, terutama di posisi yang sama dengan Christian saat ini, mental adalah 50% dari permainan. Jika Anda tidak cukup kuat, Anda tidak akan bisa bertahan.
“Ide ini dimulai sejak usia dini dan tergantung seberapa jauh Anda ingin melangkah. Saya percaya pada disiplin dan kerja keras. Dari usia dini, Anda mempersiapkan mental untuk tampil di panggung besar,” tambahnya.
“Anda bisa dimakan atau memakan. Ada berbagai macam karakter dan kepribadian. Di usia dini, saya sangat agresif di lapangan, tetapi saya tidak memiliki keseimbangan dalam memperlakukan orang-orang di sekitar saya.”
Dengan bertambahnya pengalaman, saya mulai lebih banyak mendukung dan melindungi orang lain. Itu pendekatan yang berbeda, dengan pemain muda, Anda perlu mendorong mereka.”
Zlatan Ibrahimovic: Menjadi Penasihat Lebih Sulit Dibandingkan Bermain
Berita Serie A: Zlatan Ibrahimovic mengaku tugasnya di balik layar bersama AC Milan jauh lebih berat dibandingkan ketika dirinya masih aktif sebagai pemain dulu.
Setelah pensiun dari dunia sepakbola pada tahun 2023, Zlatan Ibrahimovic tetap terlibat dalam olahraga ini, tetapi kali ini di balik layar.
Pria asal Swedia itu diberikan peran sebagai penasihat AC Milan, berdasarkan rekomendasi dari grup pemilik klub, Red Bird.
Saat mendampingi tim yang sedang melakoni ajang pra-musim di Amerika Serikat, Ibrahimovic mengaku bahwa tugasnya sekarang jauh lebih berat ketimbang sebagai pemain.
“Saya bisa katakan bahwa bermain sepak bola jauh lebih mudah dibandingkan dengan apa yang saya lakukan sekarang,” ujar Ibra dalam wawancaranya di CBS Mornings.
“Saya berusaha belajar dan rendah hati. Profesi ini memerlukan perspektif yang berbeda dari apa yang biasa saya lakukan. Namun, saya dikelilingi oleh orang-orang baik,” jelas Ibra.
Pemenang dua kali Scudetto Serie A bersama AC Milan ini kemudian menguraikan alasan mengapa perannya saat ini jauh lebih menantang.
“Selama tim meraih kemenangan itu oke-oke saja. “Masalahnya muncul saat mereka mulai mengalami kekalahan,” lanjut pria berusia 42 tahun itu.
“Tidak apa-apa, tetapi tantangannya adalah saya tidak bisa mempengaruhi permainan secara langsung seperti dulu.”
“Anda harus mampu mentransfer mentalitas, suasana hati, dan pengalaman kepada para pemain di klub,” kata Ibra, yang mencetak 93 gol selama membela Milan.