AS Roma Beri Hormat Terakhir kepada Paus Fransiskus

as roma

bola24.id – Pada bulan April 2025, dunia kehilangan salah satu tokoh religius paling berpengaruh di abad ke-21. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal karena kesederhanaannya, keberpihakannya kepada kaum marginal, dan keterbukaannya terhadap perubahan zaman, wafat dalam usia 88 tahun setelah mengalami komplikasi stroke.

Kepergiannya menjadi duka mendalam, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat dari berbagai lapisan, agama, dan bangsa. Salah satu bentuk penghormatan paling mengharukan datang dari klub sepak bola ternama asal ibu kota Italia, AS Roma.

Kedekatan Sepak Bola dan Vatikan

AS Roma bukan sekadar klub sepak bola. Klub ini merupakan simbol identitas kota Roma yang juga menjadi pusat Vatikan, pusat spiritual umat Katolik dunia. Tak bisa dimungkiri, kehidupan religius di Roma turut mempengaruhi iklim budaya dan bahkan kehidupan sepak bola.

Kedekatan ini membuat kepergian Paus Fransiskus terasa sangat personal bagi AS Roma. Dalam banyak kesempatan sebelumnya, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai sosok yang mencintai sepak bola. Ia mendukung klub asal Argentina, San Lorenzo, dan sering berbicara mengenai nilai-nilai sportivitas dan kebersamaan dalam olahraga.

Pernyataan Resmi AS Roma: Simbol Duka dan Hormat

Segera setelah wafatnya Paus diumumkan secara resmi oleh Vatikan, AS Roma mengunggah pernyataan resmi di situs dan kanal media sosial mereka. Mereka menyampaikan duka cita yang mendalam, dengan kalimat yang menyentuh dan penuh hormat:

“AS Roma bergabung dalam duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, kehilangan besar yang menyelimuti kota kami dan dunia. Iman, kerendahan hati, keberanian, dan dedikasinya telah menyentuh hati jutaan orang, menjadikannya kompas moral bagi generasi ini dan yang akan datang. Warisannya tentang perdamaian dan solidaritas akan terus menjadi panutan abadi.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa AS Roma tidak hanya melihat Paus sebagai figur keagamaan, tetapi juga sebagai pemimpin spiritual dunia yang melampaui batas agama dan budaya.

Kunjungan Langsung ke Vatikan: Penghormatan Nyata

Sebagai bentuk nyata dari penghormatan, delegasi resmi dari AS Roma melakukan kunjungan ke Basilika Santo Petrus, tempat jenazah Paus Fransiskus disemayamkan.

Delegasi tersebut dipimpin oleh pelatih Claudio Ranieri, Direktur Olahraga Florent Ghisolfi, serta sejumlah pemain inti seperti Lorenzo Pellegrini, Gianluca Mancini, Bryan Cristante, Paulo Dybala, Matías Soulé, dan Leandro Paredes. Mereka hadir mengenakan jas formal hitam sebagai bentuk duka dan menghaturkan doa di depan peti jenazah sang Paus.

Kehadiran para pemain AS Roma ini bukan sekadar bentuk keprotokoleran, melainkan ekspresi kedekatan emosional antara dunia sepak bola dan spiritualitas. Dalam suasana hening dan haru, para pemain dan ofisial klub menyatu dalam doa, bersama para peziarah dari berbagai penjuru dunia.

Paulo Dybala: Duka dari Sesama Warga Argentina

Salah satu momen paling menyentuh dalam penghormatan ini datang dari Paulo Dybala. Sebagai warga Argentina, ia memiliki keterikatan khusus dengan Paus Fransiskus. Dalam wawancaranya, Dybala mengungkapkan:

“Saya merasa sangat kehilangan. Saya pernah bertemu langsung dengan beliau. Kecintaannya terhadap sepak bola membuatnya semakin dekat dengan kami para pemain. Ia adalah pemimpin yang rendah hati dan sangat bijaksana.”

Kata-kata Dybala mempertegas bahwa Paus Fransiskus bukan hanya sosok religius, tetapi juga manusia yang mampu menyentuh hati para atlet, seniman, dan warga biasa.

Penundaan Jadwal Klub Sebagai Bentuk Penghormatan

Sebagai bentuk penghormatan terhadap hari berkabung nasional dan suasana duka mendalam di Roma, AS Roma memutuskan untuk menunda sejumlah agenda penting klub.

Keberangkatan tim ke Milan, yang semula dijadwalkan pada hari Jumat, ditunda ke hari Sabtu. Tidak hanya itu, konferensi pers pelatih Ranieri dan acara presentasi stadion baru AS Roma yang sangat dinantikan juga ditunda.

Penundaan ini menunjukkan bahwa bagi AS Roma, nilai-nilai spiritual dan penghormatan kepada tokoh penting seperti Paus Fransiskus lebih utama dari agenda bisnis atau kompetisi olahraga.

Rivalitas Disisihkan: Lazio dan AS Roma Bersatu dalam Duka

Dalam dunia sepak bola, rivalitas antara AS Roma dan SS Lazio adalah salah satu yang paling panas di Eropa. Namun, momen duka ini menunjukkan bahwa ada hal-hal yang lebih besar dari rivalitas.

Lazio juga mengirimkan delegasi besar untuk memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus. Dipimpin langsung oleh presiden Claudio Lotito, delegasi Lazio terdiri dari tim pria, tim wanita, staf teknis, dan jajaran manajemen klub.

Persatuan kedua klub besar Roma ini dalam satu momen spiritual membuktikan bahwa sepak bola juga mampu menjadi jembatan perdamaian dan solidaritas.

Paus Fransiskus: Sosok yang Dicintai Dunia Olahraga

Paus Fransiskus tidak pernah menyembunyikan kecintaannya terhadap olahraga, khususnya sepak bola. Sejak muda di Buenos Aires, beliau adalah fans setia San Lorenzo.

Namun lebih dari sekadar penonton, Paus melihat olahraga sebagai sarana pembinaan karakter. Dalam banyak pesan dan audiensi, beliau menekankan pentingnya kerja sama tim, sportivitas, dan semangat persaudaraan antar atlet.

Sikap beliau yang merangkul semua kalangan – termasuk para atlet – menjadikannya tokoh universal yang dihormati oleh banyak komunitas. Bahkan dalam forum-forum sepak bola internasional, Paus sering menjadi rujukan moral dalam menyuarakan perdamaian dan antikekerasan.

Warisan Paus Fransiskus dalam Dunia Sepak Bola

Warisan Paus Fransiskus dalam dunia sepak bola bukan terletak pada jumlah pertandingan yang ia tonton, melainkan pada nilai-nilai yang ia sebarkan. Di tengah dunia sepak bola yang kerap diwarnai praktik curang, fanatisme buta, dan rasisme, Paus Fransiskus menyerukan nilai-nilai cinta kasih, keterbukaan, dan saling menghargai.

Banyak pemain muda Katolik dan pelatih di Eropa dan Amerika Latin menyatakan bahwa mereka merasa terdorong untuk bersikap lebih sportif dan adil karena teladan Paus Fransiskus.

Basilika Santa Maria Maggiore: Simbol Spiritual Roma

Meskipun penghormatan terakhir dilakukan di Basilika Santo Petrus, banyak orang mengenang kedekatan Paus Fransiskus dengan Basilika Santa Maria Maggiore. Ia kerap berdoa di sana setiap kali akan melakukan perjalanan penting. Basilika ini merupakan tempat spiritual yang juga sering dikunjungi oleh para pemain AS Roma untuk mencari ketenangan sebelum pertandingan besar.

Tidak heran jika muncul desakan dari sejumlah penggemar dan warga Roma agar Basilika Santa Maria Maggiore dijadikan tempat memorial khusus untuk mengenang Paus Fransiskus – sebagai simbol kedekatan beliau dengan kota dan masyarakat Roma.

AS Roma dan Nilai-Nilai Spiritual di Masa Depan

Penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus akan menjadi bagian dari sejarah AS Roma. Klub ini kini dianggap sebagai simbol tidak hanya dari prestasi olahraga, tetapi juga dari nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.

Ke depan, banyak pengamat berharap AS Roma akan lebih aktif dalam mempromosikan pesan toleransi, antirasisme, dan perdamaian – nilai-nilai yang dihidupi oleh Paus Fransiskus sepanjang hidupnya.

Sejumlah inisiatif sosial yang dilakukan AS Roma, seperti kampanye anti diskriminasi dan dukungan untuk pengungsi, sejalan dengan pesan-pesan moral sang Paus. Klub ini berpotensi menjadi model bagi klub-klub lain di Eropa dalam mengintegrasikan sepak bola dan tanggung jawab sosial.

Kesimpulan: Sepak Bola, Spiritualitas, dan Warisan Abadi

AS Roma telah menunjukkan bahwa sepak bola bisa menjadi lebih dari sekadar olahraga. Dalam penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, klub ini berhasil menyampaikan pesan bahwa spiritualitas, kemanusiaan, dan olahraga bisa berjalan beriringan. Kepergian Paus adalah kehilangan besar, namun warisannya akan terus hidup – termasuk melalui klub-klub seperti AS Roma yang terus memelihara nilai-nilai universal yang beliau perjuangkan.

Paus Fransiskus telah wafat, tetapi cinta, keberanian, dan semangatnya akan terus menginspirasi generasi selanjutnya – di dalam dan di luar lapangan hijau.

Exit mobile version