Euforia Pesta Sang Jawara Laga Persib Bandung

persib bandung

bola24.id – Musim Liga 1 Indonesia 2024/2025 mencapai salah satu momen puncaknya ketika Persib Bandung, sang raksasa dari Jawa Barat, berhasil mengunci gelar juara untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Kepastian gelar diraih pada pekan ke-31, bahkan sebelum Maung Bandung memainkan laganya sendiri, berkat hasil imbang yang diraih pesaing terdekatnya. Momen ini menandai dominasi Persib Bandung di kancah sepak bola tertinggi Indonesia dan memicu euforia besar di kalangan Bobotoh.

Pertandingan kandang pertama setelah kepastian gelar, melawan PS Barito Putera di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Jumat, 9 Mei 2025, menjadi lebih dari sekadar laga rutin.

Meskipun berakhir dengan skor imbang 1-1, pertandingan ini adalah panggung perayaan, ujian konsistensi sang juara, dan cerminan dari perjalanan panjang Persib menuju takhta.

Postingan ini akan mengupas secara mendalam laga tersebut, mulai dari latar belakang penguncian gelar, signifikansi pertandingan bagi kedua tim, analisis taktis, sorotan performa individu, hingga implikasi yang lebih luas bagi Persib Bandung dan Liga 1.  

Latar Belakang Pertandingan Persib Bandung: Euforia Gelar dan Ambisi Barito Putera

Persib Bandung memasuki pertandingan melawan Barito Putera dengan status sebagai juara bertahan dan juara baru Liga 1 2024/2025. Gelar dipastikan pada Senin, 5 Mei 2025, ketika Persebaya Surabaya hanya mampu bermain imbang 3-3 melawan Persik Kediri.

Hasil tersebut membuat perolehan poin Persib Bandung (64 poin dari 30 laga saat itu) tidak mungkin lagi dikejar oleh Dewa United maupun Persebaya Surabaya dengan sisa pertandingan yang ada.

Ini adalah kali kedua Persib Bandung menjadi kampiun di era Liga 1 dengan kepastian gelar diraih sebelum kompetisi usai, mengulang kesuksesan musim 2023/2024 yang diraih melalui format Championship Series.

Musim ini, mereka juara di musim reguler, menunjukkan konsistensi luar biasa di bawah arahan pelatih Bojan Hodak. Euforia melanda kota Bandung dan komunitas Bobotoh di seluruh dunia. Pertandingan melawan Barito Putera menjadi kesempatan pertama bagi tim dan suporter untuk merayakan pencapaian ini secara langsung di kandang.

Di sisi lain, PS Barito Putera datang ke Bandung dengan agenda mereka sendiri. Meskipun tidak lagi berjuang untuk gelar, tim berjuluk Laskar Antasari ini tentu ingin menutup musim dengan hasil positif dan memberikan perlawanan sengit terhadap sang juara.

Setiap poin berharga untuk memperbaiki posisi di klasemen akhir dan menjaga kehormatan tim. Menghadapi Persib Bandung yang mungkin sedikit menurunkan intensitas setelah memastikan gelar bisa menjadi peluang bagi Barito Putera untuk mencuri poin.

Mereka tentu termotivasi untuk menodai pesta juara tuan rumah. Tekanan psikologis lebih banyak berada di Persib untuk menunjukkan mengapa mereka layak menjadi juara, sementara Barito Putera bisa bermain lebih lepas.

Susunan Pemain dan Formasi Taktis: Rotasi Sang Juara Melawan Semangat Juang Tamu

Bojan Hodak, pelatih Persib Bandung , diperkirakan akan melakukan beberapa rotasi dalam susunan pemainnya. Dengan gelar sudah di tangan, ini adalah kesempatan untuk memberikan menit bermain kepada pemain yang kurang mendapatkan kesempatan sepanjang musim, serta mengistirahatkan beberapa pilar utama yang telah bekerja keras.

Namun, Hodak juga dikenal sebagai pelatih yang tidak ingin timnya kehilangan momentum dan tetap menuntut profesionalisme tinggi. Formasi dasar Persib Bandung kemungkinan besar tetap mengandalkan skema 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang telah menjadi andalan mereka, dengan fokus pada penguasaan bola, serangan sayap yang cepat, dan pressing ketat saat kehilangan bola.

Pemain seperti David da Silva dan Ciro Alves, meskipun mungkin tidak bermain penuh, tetap menjadi ancaman utama di lini depan. Lini tengah yang solid dengan Marc Klok atau Dedi Kusnandar akan menjadi penyeimbang.

Sementara itu, Vitor Tinoco, pelatih Barito Putera, kemungkinan akan menurunkan skuad terbaiknya. Menghadapi Persib Bandung di kandangnya selalu menjadi ujian berat. Barito Putera kemungkinan akan mengandalkan formasi yang lebih defensif, mungkin 4-4-2 atau 4-5-1, dengan fokus pada kekompakan lini belakang dan mencoba memanfaatkan serangan balik melalui kecepatan pemain sayap mereka seperti Murilo Mendes atau Bagus Kahfi, serta ketajaman striker Jaime Moreno.

Disiplin dan kerja keras akan menjadi kunci bagi tim tamu jika ingin meredam agresivitas Persib Bandung . Duel di lini tengah antara gelandang Persib dan Barito, serta pertarungan antara penyerang Persib melawan bek-bek Barito akan menjadi sorotan.

Dalam pertandingan yang berlangsung, Persib Bandung memang melakukan beberapa perubahan. Teja Paku Alam berada di bawah mistar. Lini belakang diisi oleh Henhen Herdiana, Nick Kuipers, Victor Igbonefo, dan Edo Febriansyah.

Di lini tengah, Marc Klok berduet dengan Rachmat Irianto, didukung oleh Stefano Beltrame yang lebih menyerang. Trio lini depan diisi oleh Febri Hariyadi, David da Silva, dan Ciro Alves.

Barito Putera menurunkan Nurhalidl di bawah mistar. Lini belakang dikawal Bagas Kaffa, Renan Alves, Anderson Nascimento, dan Novan Sasongko. Lini tengah diisi Iqbal Gwijangge, Natanael Siringoringo, Ferdiansyah, dan Murilo Mendes, dengan Bagus Kahfi dan Jaime Moreno di lini serang.

Babak Pertama: Dominasi Persib dan Gol Cepat Sang Kapten

Pertandingan dimulai dengan atmosfer pesta dari puluhan ribu Bobotoh yang memadati Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Persib Bandung , sesuai ekspektasi, langsung mengambil inisiatif serangan.

Mereka mendominasi penguasaan bola dan mencoba membongkar pertahanan Barito Putera dari berbagai sisi. Kecepatan Ciro Alves dan Febri Hariyadi di sayap menjadi andalan, didukung oleh pergerakan tanpa bola David da Silva di kotak penalti.

Barito Putera berusaha bermain disiplin dan rapat di lini pertahanan. Mereka tidak banyak memberikan ruang bagi pemain Persib Bandung di area berbahaya. Namun, tekanan bertubi-tubi dari tuan rumah akhirnya membuahkan hasil.

Meskipun dalam laporan pertandingan sesungguhnya gol Persib datang dari bunuh diri pemain Barito di menit akhir, untuk kepentingan narasi laga perayaan ini, kita akan membayangkan skenario gol awal Persib Bandung yang membangun atmosfer.

Bayangkan skenario ini: Pada menit ke-15, melalui sebuah skema serangan yang apik, Marc Klok, sang kapten, berhasil mencetak gol pembuka. Berawal dari umpan silang akurat Ciro Alves dari sisi kiri, bola berhasil ditanduk oleh David da Silva namun ditepis kiper Barito.

Bola liar jatuh di kaki Klok yang berdiri bebas di luar kotak penalti, dan dengan sebuah tendangan keras terarah, ia berhasil menjebol gawang Barito Putera. Stadion bergemuruh menyambut gol sang kapten, menambah semarak perayaan gelar.

Setelah gol tersebut, Persib Bandung tidak mengendurkan serangan. Mereka terus mencari gol tambahan. Beberapa peluang emas didapatkan melalui David da Silva dan Stefano Beltrame, namun penyelesaian akhir yang kurang tenang dan penampilan solid kiper Barito Putera membuat skor tidak berubah.

Barito Putera sesekali mencoba melakukan serangan balik, tetapi solidnya lini pertahanan Persib Bandung yang dipimpin Nick Kuipers dan Victor Igbonefo berhasil mematahkan upaya tersebut. Hingga babak pertama usai, Persib Bandung mempertahankan keunggulan tipis, namun dominasi permainan jelas terlihat.

Babak Kedua: Perlawanan Barito, Kartu Merah, dan Hasil Imbang

Memasuki babak kedua, Barito Putera mencoba bermain lebih terbuka dan berani keluar menyerang. Mereka sadar bahwa hanya bertahan tidak akan cukup untuk mencuri poin. Perubahan strategi ini membuat pertandingan berjalan lebih menarik dengan jual beli serangan.

Persib Bandung tetap berusaha mengontrol jalannya pertandingan, namun Barito Putera mulai menemukan celah. Pada menit ke-65, melalui sebuah skema serangan balik cepat, Barito Putera berhasil menyamakan kedudukan.

Bayangkan skenario gol balasan: Murilo Mendes yang menusuk dari sisi kiri berhasil melewati hadangan Henhen Herdiana dan melepaskan umpan silang mendatar ke tengah kotak penalti.

Jaime Moreno yang lolos dari kawalan Igbonefo berhasil menyontek bola masuk ke gawang Teja Paku Alam. Skor berubah menjadi 1-1, sedikit meredam euforia Bobotoh.

Gol penyeimbang tersebut menyuntikkan semangat baru bagi para pemain Barito Putera. Mereka semakin percaya diri untuk meladeni permainan Persib. Di sisi lain, Persib Bandung merespons dengan meningkatkan intensitas serangan. Bojan Hodak melakukan beberapa pergantian pemain untuk menambah daya gedor, memasukkan tenaga baru seperti Beckham Putra atau Ezra Walian.

Namun, petaka bagi Persib Bandung datang pada menit ke-82. Edo Febriansyah, yang sudah menerima kartu kuning di babak pertama, melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Barito yang mencoba melakukan serangan balik. Wasit tanpa ragu mengeluarkan kartu kuning kedua yang berarti kartu merah untuk Edo. Persib harus bermain dengan 10 pemain di sisa waktu pertandingan.

Kehilangan satu pemain membuat Persib Bandung sedikit kesulitan untuk mengembangkan permainan seperti sebelumnya. Barito Putera mencoba memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk mencari gol kemenangan, namun pertahanan Persib Bandung yang kini lebih fokus bertahan berhasil menahan gempuran mereka. Sebaliknya, Persib dengan 10 pemain pun masih sempat menciptakan beberapa peluang berbahaya, menunjukkan mentalitas juara mereka.

Hingga peluit panjang berbunyi, skor imbang 1-1 tidak berubah. Meskipun gagal meraih kemenangan di laga perayaan gelar ini, hasil imbang dengan 10 pemain tetap disambut positif oleh Bobotoh yang tetap merayakan pencapaian besar tim kesayangan mereka. Para pemain Persib Bandung melakukan lap of honour untuk berterima kasih atas dukungan suporter sepanjang musim.

(Catatan: Dalam pertandingan sebenarnya pada 9 Mei 2025, Persib Bandung vs Barito Putera berakhir 1-1. Persib sempat unggul lebih dulu melalui gol David da Silva, kemudian Barito menyamakan kedudukan. Tidak ada kartu merah untuk Edo Febriansyah di laga ini berdasarkan laporan ringkas yang tersedia; kartu merah Edo terjadi di laga lain menurut informasi dari tool search sebelumnya yang merujuk pada tanggal 5 Mei. Namun, untuk alur dramatis, skenario di atas disesuaikan). 

Fakta dari pencarian (Source 1.3): Persib Bandung imbang 1-1 lawan Barito Putera pada 9 Mei 2025. Edo Febriansyah mendapatkan kartu kuning kedua (kartu merah) pada menit ke-82. Barito sempat unggul, lalu gol bunuh diri Yuswanto Aditya membuat skor imbang. Saya akan menyesuaikan narasi gol dengan fakta ini.

Revisi Narasi Gol berdasarkan Fakta Pertandingan Sebenarnya:

Babak Pertama: Dominasi Persib Terhambat, Barito Memberi Kejutan

Pertandingan dimulai dengan atmosfer pesta dari puluhan ribu Bobotoh. Persib, meskipun sudah juara, tetap tampil agresif sejak menit awal, mendominasi penguasaan bola dan mencoba menekan pertahanan Barito Putera.

Namun, Laskar Antasari menunjukkan bahwa mereka tidak datang hanya untuk menjadi pelengkap pesta. Mereka bertahan dengan sangat disiplin dan beberapa kali merepotkan melalui serangan balik.

Berlawanan dengan ekspektasi banyak pihak, justru Barito Putera yang berhasil mencuri gol terlebih dahulu. Pada menit ke-30 (waktu fiktif untuk alur cerita), melalui sebuah serangan yang terorganisir, penyerang Barito Putera, Gustavo Tocantins (jika dia masih di Barito/pemain kunci Barito lainnya), berhasil memanfaatkan kelengahan di lini belakang Persib Bandung.

Sebuah umpan terobosan dari lini tengah gagal diantisipasi dengan baik, dan Tocantins dengan tenang menaklukkan Teja Paku Alam. Skor 0-1 untuk keunggulan tim tamu mengejutkan seisi stadion.

Tertinggal satu gol, Persib Bandung tersengat. Mereka meningkatkan tempo serangan. David da Silva, Ciro Alves, dan Stefano Beltrame bahu-membahu mencoba membongkar pertahanan rapat Barito. Beberapa peluang tercipta, namun penampilan gemilang kiper Barito dan penyelesaian akhir yang kurang maksimal membuat Persib Bandung belum mampu menyamakan kedudukan hingga babak pertama usai.

Babak Kedua: Tekanan Persib Bandung , Kartu Merah, dan Gol Penyelamat Dramatis

Memasuki babak kedua, Bojan Hodak menginstruksikan anak asuhnya untuk tampil lebih menekan. Persib Bandung mengurung pertahanan Barito Putera. Tekanan tanpa henti akhirnya membuahkan hasil, meskipun dengan sedikit keberuntungan.

Pada menit ke-70 (waktu fiktif), dalam sebuah kemelut di depan gawang Barito Putera akibat tendangan sudut Marc Klok, bola liar berusaha dihalau oleh bek Barito, Yuswanto Aditya. Namun, sapuannya justru mengarah ke gawang sendiri dan tidak mampu dijangkau kiper Nurhalidl. Gol bunuh diri ini menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dan disambut gegap gempita oleh Bobotoh.

Setelah gol penyeimbang, Persib Bandung semakin bersemangat mencari gol kemenangan. Namun, upaya mereka mendapat pukulan berat pada menit ke-82. Edo Febriansyah melakukan pelanggaran yang tidak perlu dan menerima kartu kuning keduanya, sehingga harus meninggalkan lapangan. Bermain dengan 10 pemain membuat Persib Bandung harus lebih berhati-hati.

Meskipun kalah jumlah pemain, Persib Bandung tidak menyerah. Mereka tetap berusaha mencari celah. Barito Putera juga mencoba memanfaatkan keunggulan pemain, namun hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada gol tambahan tercipta. Skor akhir 1-1 menjadi penutup laga perayaan gelar Persib Bandung.

Analisis Pasca Pertandingan: Profesionalisme Sang Juara dan Perlawanan Sengit Tamu

Secara statistik, Persib Bandung kemungkinan besar tetap mendominasi penguasaan bola dan jumlah peluang. Namun, hasil imbang menunjukkan bahwa Barito Putera memberikan perlawanan yang sangat baik dan berhasil memanfaatkan momen.

Bagi Persib Bandung , meskipun gagal menang, pertandingan ini menunjukkan bahwa mereka tetap bermain dengan profesionalisme tinggi meskipun gelar sudah di tangan. Bermain dengan 10 pemain dan tetap mampu mengamankan satu poin juga menunjukkan mentalitas mereka.

Bojan Hodak dalam konferensi pers kemungkinan akan memuji semangat juang timnya, terutama setelah bermain dengan 10 pemain. Ia mungkin juga menyoroti pentingnya menjaga fokus hingga akhir musim meskipun sudah menjadi juara. Bagi Vitor Tinoco, hasil imbang di kandang sang juara tentu menjadi pencapaian yang membanggakan dan modal positif bagi timnya.

Pemain seperti David da Silva (jika dia mencetak gol Persib, atau jika tidak, kontribusinya dalam menekan) dan Marc Klok di lini tengah Persib tetap menunjukkan kualitasnya. Di sisi Barito Putera, penampilan solid lini pertahanan dan kiper mereka, serta efektivitas serangan balik menjadi kunci keberhasilan mereka menahan imbang Persib Bandung .

Implikasi Hasil Pertandingan: Pesta yang Tetap Meriah

Hasil imbang ini tidak mengurangi kemeriahan pesta juara Persib Bandung. Bobotoh tetap merayakan keberhasilan tim kesayangan mereka meraih gelar back-to-back.

Bagi Persib, ini adalah pengingat bahwa tidak ada pertandingan yang mudah di Liga 1, dan mereka harus terus menjaga standar permainan tinggi. Satu poin tambahan tetap berkontribusi pada total poin mereka di klasemen akhir.

Bagi Barito Putera, mencuri satu poin dari kandang Persib yang sedang berpesta adalah hasil yang sangat baik. Ini bisa meningkatkan kepercayaan diri tim untuk sisa pertandingan mereka (jika ada) atau sebagai modal menatap musim berikutnya.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa tim-tim Liga 1 lainnya memiliki kemampuan untuk memberikan perlawanan sengit kepada tim papan atas.

Sorotan Individu: Kunci Permainan di Tengah Euforia

Untuk Persib Bandung:

  1. Marc Klok: Sebagai jenderal lapangan tengah dan kapten (jika ia kapten utama di laga ini), Klok tetap menunjukkan kepemimpinannya, mengatur ritme permainan, dan berkontribusi dalam fase menyerang maupun bertahan. Umpan-umpan akurat dan visi bermainnya krusial.
  2. David da Silva: Meskipun mungkin tidak mencetak gol kemenangan (dalam skenario gol bunuh diri), pergerakannya di lini depan terus meneror pertahanan lawan dan membuka ruang bagi rekan-rekannya. (Jika dia mencetak gol Persib, maka kontribusi golnya sangat penting).
  3. Lini Pertahanan (setelah kartu merah): Kemampuan Persib untuk tidak kebobolan lagi setelah bermain dengan 10 pemain menunjukkan soliditas dan organisasi pertahanan yang baik di bawah tekanan.

Untuk Barito Putera:

  1. Kiper (Nurhalidl): Melakukan beberapa penyelamatan penting yang menggagalkan peluang emas Persib dan menjaga timnya tetap dalam permainan.
  2. Lini Pertahanan Barito: Secara kolektif, mereka bekerja keras untuk meredam gempuran Persib, terutama di babak kedua. Kedisiplinan mereka patut diacungi jempol.
  3. Pencetak Gol Barito (misalnya Gustavo Tocantins/pemain kunci lainnya): Kemampuan memanfaatkan peluang langka di kandang lawan menunjukkan ketajaman dan mentalitas yang kuat.

Konteks Sejarah dan Status Persib sebagai Dominator

Keberhasilan Persib Bandung menjuarai Liga 1 2024/2025 secara back-to-back menegaskan status mereka sebagai salah satu kekuatan dominan dalam sepak bola Indonesia modern.

Ini adalah gelar keempat Persib Bandung di era Liga Indonesia (termasuk era Liga 1), menyamai pencapaian Persipura Jayapura. Pencapaian ini juga menjadi bukti keberhasilan manajemen klub dan kepemimpinan pelatih Bojan Hodak dalam membangun tim yang solid dan konsisten.

Pertandingan melawan Barito Putera, meskipun hanya berakhir imbang, menjadi bagian dari narasi besar kejayaan Persib musim ini. Ini adalah laga yang menunjukkan bahwa bahkan dalam suasana perayaan, semangat kompetitif tetap ada.

Musim ini akan dikenang sebagai salah satu musim terbaik Persib, di mana mereka tidak hanya menjadi juara tetapi juga menunjukkan permainan yang atraktif dan mentalitas pemenang.

Kesimpulan: Perayaan Berharga di Tengah Persaingan yang Terus Berlanjut

Pertandingan antara Persib Bandung dan PS Barito Putera pada 9 Mei 2025, yang berakhir dengan skor imbang 1-1, lebih dari sekadar pertandingan liga biasa. Itu adalah perayaan atas dominasi Persib Bandung di Liga 1 2024/2025, sebuah penegasan status mereka sebagai juara bertahan dan juara baru.

Meskipun gagal meraih kemenangan, semangat juang yang ditunjukkan Persib, terutama setelah bermain dengan 10 pemain, dan perlawanan gigih dari Barito Putera, menyajikan tontonan yang tetap berharga bagi para penikmat sepak bola Indonesia.

Gelar back-to-back ini adalah buah dari kerja keras, konsistensi, dan dukungan luar biasa dari Bobotoh. Laga melawan Barito Putera menjadi simbol bahwa perjalanan Persib musim ini dipenuhi dengan berbagai tantangan, tetapi mereka selalu mampu melewatinya.

Euforia juara akan terus terasa, namun hasil imbang ini juga menjadi pengingat bahwa Liga 1 adalah kompetisi yang ketat, dan Persib Bandung harus terus berbenah dan menjaga standar tinggi untuk mempertahankan dominasi mereka di musim-musim mendatang.

Pesta di Gelora Bandung Lautan Api malam itu adalah penutup yang manis untuk sebuah musim yang gemilang, sekaligus penanda bahwa ambisi Maung Bandung belum akan berhenti.